Kamis, 23 September 2010

Angka Romawi Kuno

Pada zaman dahulu kala orang romawi kuno menggunakan penomoran tersendiri yang sangat berbeda dengan sistem penomeran pada jaman seperti sekarang. Angka romawi hanya terdiri dari 7 nomor dengan simbol huruf tertentu di mana setiap huruf melangbangkan / memiliki arti angka tertentu, yaitu :

I / i untuk angka satu / 1
V / v untuk angka lima / 5
X / x untuk angka sepuluh / 10
L / l untuk angka lima puluh / 50
C / c untuk angka seratus / 100
D / d untuk angka lima ratus / 500
M / m untuk angka seribu / 1000

Beberapa kekurangan atau kelemahan sistem angka romawi, yakni :
1. Tidak ada angka nol / 0
2. Terlalu panjang untuk menyebut bilangan tertentu
3. Terbatas untuk bilangan-bilangan kecil saja

Untuk menutupi kekurangan angka romawi pada keterbatasan angka kecil, maka dibuat pengali seribu dengan simbol garis strip di atas simbol hurup (kecuali I).

V / v dengan garis di atas untuk angka lima ribu / 5000
X / x dengan garis di atas untuk angka sepuluh ribu / 10000
L / l dengan garis di atas untuk angka lima puluh ribu / 50000
C / c dengan garis di atas untuk angka seratus ribu / 100000
D / d dengan garis di atas untuk angka lima ratus ribu / 500000
M / m dengan garis di atas untuk angka satu juta / 1000000

Metode / Teknik Penomoran Angka Romawi :
1. Simbol ditulis dari yang paling besar ke yang paling kecil
2. Semua simbol besar ke kecil dijumlah kecuali kecil ke besar berarti ada pengurangan.
Contoh penulisan angka romawi kuno :
1. 16 = XVI
2. 35 = XXXV
3. 45 = XLV
4. 79 = LXXIX
5. 99 = IC
6. 110 = CX
7. 999 = CMXCIX
8. 1666 = MDCLXVI
9. 2008 = MMVIII





Kontribusi Ilmuwan Muslim di Bidang Matematika

Zaman keemasan (golden ages) peradaban Islam --abad ke-7 sampai 15-- tidak hanya melahirkan ulama-ulama atau generasi yang mumpuni di bidang keagamaan. Era itu juga banyak melahirkan para ilmuwan di berbagai bidang. Mereka banyak menemukan teori-teori baru dan membuat berbagai macam peralatan atau temuan-temuan yang kelak mempunyai arti penting dalam sejarah peradaban dunia. Termasuk di antaranya temuan-temuan di bidang matematika.
Para pakar matematika Muslim telah memberi kontribusi nyata dan menemukan berbagai macam teori di bidang matematika seperti yang kita kenal sekarang. Misalnya, mereka menemukan sistem bilangan desimal, sistem operasi dalam matematika seperti penjumlahan, pengurangan, perkalian, pembagian, eksponensial, dan penarikan akar. Tak cuma itu, mereka juga memperkenalkan angka-angka dan lambang bilangan, termasuk angka “nol” (zero).  Mereka antara lain juga menemukan bilangan phi (?), persamaan kuadrat, algoritma, fungsi sinus, cosinus, tangen, cotangen, dan lain-lain. Pakar matematika Muslim itu antara lain: Al-Khawarizmi, Al-Kindi, Al-Karaji, Al-Battani, Al-Biruni, dan Umar Khayyam.
Salah satu ilmuwan Muslim yang memberikan sumbangan besar dalam pengembangan matematika adalah Muhammad bin Musa al-Khawarizmi. Pakar matematika yang lebih dikenal dengan sebutan Al-Khawarizmi ini hidup pada tahun 780 hingga 850 Masehi. Di kalangan masyarakat Barat, Al-Khawarizmi lebih dikenal dengan nama Algorisme atau Algoritme. Ia telah banyak menemukan teori-teori dalam matematika.
Al-Khawarizmi juga populer dengan sebutan Bapak Aljabar. Aljabar diambil dari namanya. Teori-teori Aljabar ia tulis dalam kitabnya yang bertajuk “Hisab Al-Jabr wal Muqabalah” atau buku tentang penghitungan, restorasi dan pengurangan. Teori 'algoritme' dalam matematika modern diambil dari namanya, karena dialah yang pertama kali mengembangkannya.
Al-Khawarizmi mengaku menulis buku tentang aljabar untuk menyediakan kebutuhan praktis bagi orang-orang yang berurusan dengan harta peninggalan, warisan, pembagian, perkara hukum, dan perdagangan.
Selain Aljabar dan algoritma, karya Al-Khawarizmi lainnya misalnya persamaan kuadrat dan fungsi sinus.
Al-Khawarizmi diperkirakan lahir sekitar tahun 780 Masehi di Kota Kath, di sebuah lembah Khorzen. Kota Kath kini telah lenyap karena terkubur pasir.
Jejak-jejak Al-Khawarizmi antara lain ditemukan di Kampus Universitas Cambridge. Pada tahun 1857 di perpustakaan Universitas Cambridge ditemukan teks atau naskah aritmatika karya seorang Muslim dalam terjemahan bahasa Latin bertajuk 'Algoritimi de Numero Indorum'. Naskah ini diawali dengan kalimat, “Telah berkata Algoritimi. Marilah kita haturkan pujian kepada Tuhan, Pemimpin dan Pelindung kita.”
Naskah ini diyakini sebagai salinan dari naskah aritmatika Al-Khawarizmi yang telah diterjemahkan ke dalam bahasa Latin pada abad ke-12 oleh dua sarjana Inggris yaitu Gerard dari Cremona dan Roberts dari Chester. Hasil terjemahan ini digunakan oleh para ahli matematika di seluruh dunia sampai abad ke-16.
Al-Khawarizmi, penemu beberapa cabang dan konsep dasar dalam matematika ini, juga dikenal sebagai seorang astronom dan ahli geografi. Sebagai seorang astronom, dia dipanggil ke Bagdad oleh Khalifah Al-Makmun dan diangkat memimpin para pakar astronomi di istana.
Selain Al-Khawarizmi, matematikawan Islam yang lain adalah Al-Kindi (801-873). Nama lengkapnya adalah Abu Yusuf Yaqub Ibn Ishaq Al-Kindi. Ia dilahirkan sekitar tahun 801 di Kufa, Irak, saat ayahnya berkuasa di wilayah itu. Nama panggilan Al-Kindi menunjukkan keturunan dalam kerajaan  Kindah dari keturunan Yemenite.
Al-Kindi telah menulis sebelas kitab tentang bilangan dan analisis numerik. Itu antara lain kontribusinya di bidang aritmatika. Namun, Al-Kindi lebih dikenal sebagai seorang filsuf pertama di dunia Islam.
Irak juga melahirkan Abu Bakr Ibn Hussein atau yang lebih dikenal dengan nama Al-Karaji. Penulis kitab bertajuk Al-Kafi fi Al-Hisab (Pokok-pokok Aritmatika) ini lahir di Kharkh, sebuah daerah sub-urban di Bagdad. Dalam buku ini Al-Karaji menerangkan tentang seluk-beluk penghitungan.
Al-Karaji juga menulis kitab Al-Fakhri.Karyanya meliputi aritmatika, aljabar, dan geometri.
Zaman keemasan Islam juga melahirkan pakar-pakar di bidang trigonometri. Mereka antara lain adalah Al-Battani (850-929), Al-Biruni (973-1050), dan Umar Khayyam. Al-Battani atau Muhammad Ibn Jabir Ibn Sinan Abu Abdullah dikenal sebagai bapak trigonometri. Ia lahir di Battan, Mesopotamia, dan meninggal di Damaskus pada tahun 929. Al-Battani adalah tokoh bangsa Arab dan gubernur Syria. Dia merupakan astronom Muslim terbesar dan ahli matematika ternama.
Al-Battani melahirkan trigonometri untuk level lebih tinggi dan orang pertama yang menyusun tabel cotangen. Sedangkan Al-Biruni adalah peletak dasar-dasar trigonometri modern. Dia seorang filsuf, ahli geografi, astronom, ahli fisika, dan pakar matematika. Enam ratus tahun sebelum Galgeo, Al-Biruni telah membahas teori-teori perputaran (rotasi) bumi pada porosnya.
Al-Biruni juga memperkenalkan pengukuran-pengujuran geodesi dan menentukan keliling bumi dengan cara yeng lebih akurat. Dengan bantuan matematika, dia dapat menentukan arah kiblat dari berbagai macam tempat di dunia.
Selain itu, tokoh matematika lain yang tak kalah terkenal adalah Umar Khayyam. Kendati ia lebih dikenal sebagai seorang penyair, namun Umar Khayyam memiliki kontribusi besar dalam bidang matematika, terutama dalam bidang aljabar dan trigonometri. Ia merupakan matematikawan pertama yang menemukan metode umum penguraian akar-akar bilangan tingkat tinggi dalam aljabar, dan memperkenalkan solusi persamaan kubus.
Dalam bidang trigonometri, teori-teori dari fungsi; sinus, cosinus, dan tangen, telah dikembangkan oleh para ilmuwan Muslim pada abad ke-10. Para ilmuwan Muslim telah bekerja dengan teliti dalam pengembangantrigonometri bidang datar dan ruang. Mereka mengembangkan teori trigonometri berdasarkan pada teori Ptolemeus. Namun, karya mereka lebih diakui karena dua alasan: pertama, teori mereka memakai sinus sedangkanPtolemeus menggunakan tali atau penghubung dua titik di lingkaran (chord). Kedua, teori trigonometri para matematikawan Muslim itu menggunakan bentuk aljabar sebagai pengganti bentuk geometris.



Sumber : esqmagazine.com

Archimides

 Tetapi nyatanya pengungkit itu sudah dikenal dan digunakan orang berabad sebelum ada Archimedes. Tampaknya dia orang pertama yang jelas menerangkan formula hal-ihwal pengungkit meskipun insinyur-insinyur mesin sudah berulang kali dan mampu menggunakan pengungkit jauh sebelum Archimedes. Konsep tentang kepadatan (berat per volume unit) dari sesuatu benda sebagai lawan berat keseluruhan sesuatu obyek tampaknya sudah diketahui sebelum Archimedes dan mahkota (cerita tentang dia melompat dari tempat mandinya dan berlari-lari sepanjang jalan sambil teriak "Eureka"), apa yang ditemukan Archimedes bukanlah barang baru melainkan sekedar pemakaian terang-terangan dari konsep yang sudah dikenal terhadap sesuatu masalah spesifik.
Selaku matematikus, tak syak lagi Archimedes memang terkemuka. Buktinya, dia hampir sampai pada memformulasikan "kalkulus integral," lebih dari delapan belas abad sebelum Isaac Newton berhasil melaksanakannya. Malangnya, sistem yang mudah untuk melukiskan lambang-lambang jumlah masih kurang di masa Archimedes. Begitu pula malangnya, tak ada pelanjut-pelanjutnya yang cukup bermutu selaku matematikus. Akibatnya, kebrilianan pandangan matematika Archimedes menjadi semakin berkurang daya cekamnya seperti sebelumnya. Karena itu tampak jelas sekali, betapa pun mengagumkan bakat Archimedes, pengaruh riilnya tidak cukup besar untuk meyakinkan dia bisa dimasukkan ke dalam barisan daftar yang seratus.
Archimedes dari Syracusa (sekitar 287 SM - 212 SM) Ia belajar di kota Alexandria, Mesir. Pada waktu itu yang menjadi raja di Sirakusa adalah Hieron II, sahabat Archimedes. Archimedes sendiri adalah seorang matematikawan, astronom, filsuf, fisikawan, dan insinyur berbangsa Yunani. Ia dibunuh oleh seorang prajurit Romawi pada penjarahan kota Syracusa, meskipun ada perintah dari jendral Romawi, Marcellus bahwa ia tak boleh dilukai. Sebagian sejarahwan matematika memandang Archimedes sebagai salah satu matematikawan terbesar sejarah, mungkin bersama-sama Newton dan Gauss.

Penemuan lainnya

Pada suatu hari Archimedes dimintai Raja Hieron II untuk menyelidiki apakah mahkota emasnya dicampuri perak atau tidak. Archimedes memikirkan masalah ini dengan sungguh-sungguh. Hingga ia merasa sangat letih dan menceburkan dirinya dalam bak mandi umum penuh dengan air. Lalu, ia memperhatikan ada air yang tumpah ke lantai dan seketika itu pula ia menemukan jawabannya. Ia bangkit berdiri, dan berlari sepanjang jalan ke rumah dengan telanjang bulat. Setiba di rumah ia berteriak pada istrinya, "Eureka! Eureka!" yang artinya "sudah kutemukan! sudah kutemukan!" Lalu ia membuat hukum Archimedes.
Dengan itu ia membuktikan bahwa mahkota raja dicampuri dengan perak. Dan tukang yang membuatnya dihukum mati. Penemuan yang lain adalah tentang prinsip matematis tuas, sistem katrol yang didemonstrasikannya dengan menarik sebuah kapal sendirian saja. Ulir penak, yaitu rancangan model planetarium yang dapat menunjukkan gerak matahari, bulan, planet-planet, dan kemungkinan konstelasi di langit.
Di bidang matematika, penemuannya terhadap nilai phi lebih mendekati dari ilmuan sebelumnya, yaitu 223/71 dan 220/70 Archimedes adalah orang yang mendasarkan penemuannya dengan eksperiman. Sehingga, ia dijuluki Bapak IPA Eksperimental


Sumber : id.wikipedia.org

Kamis, 09 September 2010

Takbiran yukkk!!!!




Allaahu akbar.. Allaahu akbar.. Allaahu akbar.....
Laa - ilaaha - illallaahu wallaahu akbar.
Allaahu akbar walillaahil - hamd.

Artinya :
Allah maha besar (3X)
Tiada Tuhan selain Allah
Allah maha besar
Allah maha besar dan segala puji bagi Allah

Allaahu akbaru kabiiraa walhamdulillaahi katsiiraa,...
, wasubhaanallaahi bukrataw - wa ashillaa. Laa - ilaaha illallaahu walaa na'budu illaa iyyaahu mukhlishiina lahuddiina walau karihal - kaafiruun. Laa - ilaaha - illallaahu wahdah, shadaqa wa'dah, wanashara 'abdah, - wa - a'azza - jundah, wahazamal - ahzaaba wahdah. Laa - ilaaha illallaahu wallaahu akbar.
Allaahu akbar walillaahil - hamd

Artinya :
Allah maha besar lagi maha sempurna kebesarannya,
Segala puji bagi Allah sebanyak-banyaknya,
Dan maha suci Allah sepanjang pagi dan sore.
Tiada Tuhan selain Allah dan tidak ada yang kami sembah kecuali hanya Allah,
dengan ikhlas kami beragama kepadanya, walaupun orang-orang kafir membenci.
Tidak ada Tuhan selain Allah sendiri; Benar janjinya, menolong hambanya, memuliakan tentaranya, dan mengusir musuh-musuh (Nabi)nya sendirian.
Tiada Tuhan selain Allah, Allah maha besar. Allah maha besar dan Segala Puji.




"Allahumma ballaghna Ramadhaana", Ya Allah!

Rabu, 08 September 2010

Selamat Idul Fitri 1431 H



Tak terasa, sudah sebulan kita berpuasa. Dan malam nanti, negeri ini akan ramai dengan kumandang takbir.


الله اكبر- الله اكبر- الله اكبر لااله الاالله والله اكبرالله اكبر ولله الحمد

Allaahu akbar.. Allaahu akbar.. Allaahu akbar.....
Laa - ilaaha - illallaahu wallaahu akbar.
Allaahu akbar walillaahil - hamd.


Artinya :
Allah maha besar (3X)
Tiada Tuhan selain Allah
Allah maha besar
Allah maha besar dan segala puji bagi Allah.

Tinggallah kini sebaris doa yang terucap,"Allahumma ballaghna Ramadhaana." Ya Allah! Sampaikan kami ke bulan Ramadhan. Seperti inilah kata-kata yang terucap dari bibir orang-orang beriman begitu berpisah dengan Ramadhan, penuh harap akan diberikan kesempatan bertemu dengan bulan surga, bulan Al-Qur'an dan Lailatul qadr dalam tahun berikutnya.

Kerinduan, kerinduan, itulah yang akan terbit di hati orang-orang beriman yang menantikan Ramadhan yang telah berlalu. Teringat akan puasa, tahajjud dan i'tikaf bersamanya. Teringat dengan tilawah Al-Qur'an, zikir dan doa bersamanya. Teringat akan anugerah, barakah, dan kebaikan yang berlimpah padanya. Teringat dengan rahmat, maghfirah, dan pengampunan dari Allah Subhanahu wa Ta'ala.

Dan lalu kita melakukan introspeksi akan segala kelemahan, kekurangan, dan banyaknya kebaikan yang telah terlewatkan. Berapa banyak kebaikan dalam puasa hilang bersama ghibah (menggunjing), namimah (mengadu domba), dan pandangan yang penuh tipuan (kha'inah). Berapa banyak kebaikan shalat malam hilang bersama nyenyaknya tidur, menonton film, drama, sinetron, dan perbuatan tidak baik lainnya. Berapa banyak kebaikan dalam Al-Qur’an telah hilang bersama kemalasan untuk duduk dalam halaqah zikir dan kebaikan-kebaikan lain yang hilang begitu saja.

Lalu kita pun berjanji kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala bahwa pada Ramadhan yang akan datang akan berbuat lebih baik lagi dan mengganti kebaikan-kebaikan yang telah ditinggalkan begitu saja. Sembari terus berdoa,"Allahumma ballaghna Ramadhaana."

Penuh harap dan penuh rindu begitulah kita terhadap Ramadhan yang telah meninggalkan kita. Betapa tidak, bulan penuh kemuliaan ini adalah bulan dengan pohon takwa. Pohon yang daun-daunnya berguguran sepanjang tahun, di bulan Ramadhan masanya menjadi tumbuh bersemi kembali. Pohon takwa yang diterpa badai maksiat sepanjang tahun bulan ini waktunya tumbuh menjadi pohon yang teduh , memberikan naungan dan berbagai kebaikan, serta memberikan buahnya sepanjang musim dengan seizin Rabb-nya. Dan semuanya itu memungkinkan seorang muslim untuk terus dalam keadaan bertakwa sepanjang tahun, hingga datangnya Ramadhan berikutnya.

Kini perjalanan iman kita telah sampai pada kemenangan setelah berpuasa sebulan penuh. Kita merayakan Idul Fitri dengan penuh suka cita, dengan penuh kegembiraan. Dan tentu saja kesukacitaan dan kegembiraan ini hanya akan dengan sempurna dirasakan oleh orang-orang yang telah berhasil melampaui tahap perjuangannya selama bulan Ramadhan dengan amalan-amalan kebaikan siang dan malam. Mereka menahan rasa haus dahaga, lapar dan menjaga syahwatnya serta dengan tetap khusuk pula beribadah di siang hari. Dilanjutkan malamnya untuk lebih bertaqarrub (mendekatkan diri) kepada Rabb-nya dengan shalat lail, tarawih, tadarus Al-Qur'an serta kebaikan-kebaikan lainnya yang tiada putusnya.

Di Hari Raya Idul Fitri ini biasanya kita saling memaafkan dan bersilaturahmi satu sama lainnya. Pendek kata pada hari ini kita bersukacita dan berbahagia atas kemenangan yang kita raih.

Lebih tepatnya kita tidak bersukacita dan berbahagia karena merasa telah terbebas dengan beban karena terpaksa harus berpuasa sebulan penuh. Lantas kita berpesta pora dan lupa diri setelahnya. Sebab jika demikian cara kita menyikapi Idul Fitri ini, maka itu artinya akan sangat bertolak belakang dengan yang diharapkan dari nilai puasa kita sebulan penuh, untuk memperoleh predikat takwa.

Hal-hal yang bertolak belakang dalam merayakan Idul Fitri yang perlu kita garis bawahi semisal dimulainya babak baru hura-hura dan perbuatan sia-sia lainya justru di hari yang fitrah ini.

Oleh karena itu, dengan kejernihan berpikir kita seandainya kita masih tergolong di antara orang-orang yang menyikapi perayaan Idul Fitri dengan hura-hura atau perbuatan yang berlebih-lebihan dan bahkan sampai melanggar batas-batas agama, maka di tahun ini saatnya kita berubah menjadi muslim yang benar-benar kembali fitrah setelah membasuh dosa-dosa sebulan penuh di bulan Ramadhan.

Mari kita rayakan hari kemenangan kita dengan bertafakkur dan bermuhasabah (merenung dan menilai kembali) atas apa yang telah kita lakukan di masa lalu. Kita mulai kembali lembaran hidup kita dengan sesuatu yang bermanfaat bagi masa depan kita. Kita luruskan kembali niat dan tujuan hidup kita di tengah kerasnya perjuangan yang tengah kita jalani.

Mari kita bayangkan kedua orangtua kita, anak-anak kita dan istri kita atau saudara-saudara kita di hari yang fitrah ini mereka mungkin menitikkan air matanya tanpa kehadiran kita di kampung halaman. Apa mau dikata, kita terpaksa melawan kerasnya kehidupan berjuang menegakkan kehidupan terpisah dari mereka demi hari esok yang lebih baik dan lebih mulia. Maka tiada lain buat kita kecuali mewujudkan apa yang menjadi harapan. Dan semuanya akan menjadi nyata adanya jika kita memulai hidup baru kita, pada hari yang fitrah ini dengan menjadi muslim dan muslimah yang selalu berjalan pada koridor agama Islam yang mulia ini.

Di hari yang fitrah ini kita bertekad memperbaiki kadar keimanan kita pada hari-hari selama sebelas bulan berikutnya. Anggaplah selama bulan Ramadhan yang lalu kita telah berniaga dengan Allah Subhanahu wa Ta'ala selama sebulan penuh dan hasil perniagaan ini menjadi bekal buat kita untuk sebelas bulan selanjutnya. Tentu saja dengan selalu berusaha melakukan yang terbaik semata-mata karena Allah Subhanahu wa Ta'ala. Sebab bukankah kita diciptakan hanya untuk mengabdi kepada-Nya?

Alangkah indahnya hari kemenangan kita, Idul Fitri 1431 kali ini, batapa damai rasanya. Meskipun kita jauh dari sanak saudara ribuan mil jaraknya tapi hati kita begitu tentram sebab kita kembali fitrah.

Selamat Idul Fitri 1431 H. Mohon maaf lahir dan bathin.


Duhai Diri, Ramadhan Pergi Sebentar Lagi...

Duhai diri, sekarang Ramadhan sudah akan beranjak pergi. Lebih dari separuh perjalanan bulan suci ini telah berlepas dari kita. Aku hanya ingin bertanya sama kamu, sudah apa saja kamu sampai detik ini. Aku denger dirimu sedang sibuk dengan proyek terbarumu yang bermiliyaran rupiah itu. Atau malah aku dengar kamu sedang sibuk dengan kesibukan barumu yang menyita hampir seluruh hidupmu.
Bagaimana dengan ibadahmu? Sudah berapa kali kamu khatam Al Quran, atau kamu hanya membaca beberapa juz saja di bulan ini. Kerongkonganmu kering dari ayat ayat ilahi. Lisanmu tak pernah basah dari lantunan ayat suci Qurani. Lalu kemanakah statemen cinta yang selama kamu elu-elukan di hati. DImanakah target-target yang dulu kamu janjikan pada diri sendiri.

Duhai diri, bagaimana dengan shalat kamu hingga detik ini. Ingatkah engkau bahwa kamu berjanji akan tahajud setiap malam. Menangis, merintih mencari pertolongan Rabb Semesta Alam. Bersimpuh dengan tobat seluruh, badan, jiwa dan hati untuk segera kembali. Tapi diri, lihatlah dirimu kini. Ternyata malam-malammu hidup dengan televisi. Dari lawak, sepakbola, grand prix moto gp hingga obrolan basi tokoh-tokoh politisi. Detikmu berlalu semu. Kesempatanmu terbuang bisu. Tak ada manis lembut hidayah Allah untukmu. Terbuang percuma dengan gelak tawa dan canda tiada guna. Apakah di bulan suci ini kamu sedang bersedih, sehingga harus tertawa setiap detik. Atau justru tertawa yang berlebihan itu bisa membuat hatimu keras, sekeras batu karang tak mempan oleh hidayah AR Rahman.

Duhai diri, bagaimana dengan infak, sedekah dan kebaikan-kebaikanmu. Apakah selama Ramadhan ini kamu sudah melakukan itu semua? Ataukah kamu menyimpan hartamu rapat-rapat. Kamu kunci di tempat yang aman. Tak ada yang tahu kecuali kamu dan Rabbmu. Kamu takut hartamu berkurang meski hanya beberapa puluh ribu. Kamu ingin membawanya mati bersama kamu. Harta yang selama ini kamu cari setengah mati, tak mungkin begitu saja engkau beri kepada orang-orang yang berhak kau kasihi. Betapa kerdilnya hati ini, betapa sempitnya keinginan ini. Harta itu tidak akan beranak, tidak pula berkembang biak. Tapi kecintaanmu padanya, membuatnya harta itu menjadi tidak berkah lagi. Kenapa tidak kau sedekahkan hartamu di bulan suci ini. Sehingga Allah, Rasul dan orang-orang beriman akan melihat amal-amalmu.

Duhai diri, belum terlambat untuk berubah. Segeralah berbenah. Masuklah dalam pelukan Allah, dan nikmatilah sajian Ramadhan di tahun ini. Dekatkan hatimu dan pintalah ampunan dengan segala pinta yang bisa kamu lakukan. Duhai diri, semoga di bulan ini, engkau tidak lagi merugi seperti tahun-tahun lalu. Karena ridho Allah yang ingin digapai, ampunan Allah yang ingin dituju, dan kebahagian dunia akhirat yang dijanjikan untuk hamba-hambaNya yang beriman dan beramal shalih... 


Minggu, 05 September 2010

Pythagoras

Lahir di sekitar tahun 569 BC di Samos, Ionia dan meninggal pada tahun 475 BC. Pythagoras dari Samos seringkali digambarkan sebagai seorang matematikawan murni. Dia adalah tokoh yang sangat penting dalam pengembangan matematika, namun kita tahu persis prestasi dalam bidang matematika. Tidak seperti banyak matematikawan Yunani, dimana buku-buku mereka tulis. Pythagoras merupakan tokoh misterius.

Ayah Pythagoras   Mnesarchus, sementara ibunya adalah Pythais dan dia adalah penduduk asli Samos. Mnesarchus adalah seorang pedagang yang datang dari Tyre, menurut cerita ia pernah membawa jagung ke Samos pada waktu kelaparan dan diberikan kewarganegaraan dari Samos sebagai tanda terima kasih. Sebagai anaknya Pythagoras menghabiskan awal tahun di Samos tetapi banyak melakukan perjalanan dengan ayahnya.

Sedikit yang diketahui tentang Pythagoras. Semua penampilan fisiknya mungkin fiktif kecuali gambaran yang mengesankan Pythagoras yang memiliki tahi lalat pada paha. Mungkin dia mempunyai dua saudara laki-laki meskipun beberapa sumber mengatakan ada tiga. Tentu dia dididik dengan baik, belajar untuk memutar lyre, belajar puisi dan bacakanlah Homer. Terdapat tiga filosof yang mempengaruhi Pythagoras ketika ia seorang anak muda. Salah satu yang paling penting adalah Pherekydes yang banyak menjelaskan sebagai guru dari Pythagoras.


Dua filosof lain yang mempengaruhi Pythagoras, dan untuk memperkenalkannya ide matematika, adalah Thales dan Anaximander murid yang baik tinggal di Miletus. Dikatakan bahwa Pythagoras pernah berkunjung di Miletus Thales ketika dia antara 18 dan 20 tahun. Saat ini Thales adalah orang tua meskipun ia membuat kesan kuat pada Pythagoras, ia mungkin tidak mengajarkan kepadanya banyak sekali. Namun dia memberikan kontribusi ke Pythagoras minat matematika dan astronomi, dan dia disarankan untuk melakukan perjalanan ke Mesir untuk mempelajari beberapa mata pelajaran.  Anaximander memang telah tertarik geometri dan kosmologi dan banyak orang akan mempengaruhi ide Pythagoras.
Sekitar 535 SM Pythagoras pergi ke Mesir. Hal ini terjadi beberapa tahun setelah firaun Polycrates azab kontrol kota Samos. Ada beberapa bukti yang menunjukkan bahwa Pythagoras dan Polycrates yang ramah di depan dan itu diklaim Pythagoras yang pergi ke Mesir dengan surat pengantar yang ditulis oleh Polycrates. Polycrates sebenarnya memiliki persekutuan dengan Mesir dan oleh karena itu terdapat hubungan kuat antara Samos dan Mesir saat ini.
Pythagoras melakukan perjalanan ke Crete segera setelah kembali ke Samos untuk belajar sistem hukum di sana. Di Samos ia mendirikan sekolah yang disebut setengah lingkaran.
Pythagoras meninggalkan Samos dan pergi ke selatan Italia sekitar 518 SM (beberapa mengatakan banyak sebelumnya). Iamblichus memberikan beberapa alasan untuk meninggalkan dia. Pertamakomentar dia pada Samian tanggapan atas metode: –
… ia mencoba untuk menggunakan metode simbolis kepada pengajaran yang sama dalam segala hal ke pelajaran dia belajar di Mesir. Samians yang sangat tidak tertarik untuk metode ini dan dia dirawat di rude dan penanganan yang tepat.
Hal ini, menurut Iamblichus, sebagian digunakan sebagai alasan untuk Pythagoras meninggalkan Samos: –
… Pythagoras telah menyeret ke dalam semua jenis misi diplomatik dengan sesama warga dan dipaksa untuk berpartisipasi dalam urusan publik. … Dia tahu bahwa semua filosof sebelum dia telah berakhir pada hari mereka asing tanah sehingga ia memutuskan untuk melepaskan diri tanggung jawab semua politik, alleging sebagai alasan, menurut beberapa sumber, yang hina yang telah Samians untuk metode.
Pythagoras mendirikan suatu falsafah dan agama di sekolah Croton (sekarang Crotone, di sebelah timur dari tumit sebelah selatan Italia) yang memiliki banyak pengikutnya. Pythagoras adalah ketua masyarakat dengan inti dari lingkaran pengikutnya dikenal sebagai mathematikoi. Mathematikoi yang tinggal secara permanen dengan Masyarakat, tidak memiliki harta pribadi dan Vegetarians. Mereka diajar oleh Pythagoras dirinya ketat dan taat aturan. Kepercayaan yang telah diselenggarakan Pythagoras:
(1) yang pada tingkat deepest, matematika adalah kenyataan di alam,
(2) filosofi yang dapat digunakan untuk pemurnian rohani,
(3) jiwa yang dapat menimbulkan kesatuan dengan Tuhan,
(4) simbol tertentu yang memiliki kepentingan mistik, dan
(5) bahwa semua saudara-saudara dari urutan harus memperhatikan ketat loyalitas dan rahasia.
Laki-laki dan perempuan yang diizinkan untuk menjadi anggota Serikat, bahkan beberapa wanita Pythagoreans kemudian menjadi filosof terkenal. Di luar lingkaran dari Masyarakat yang dikenal sebagai akousmatics dan mereka tinggal di rumah mereka sendiri, hanya datang ke Masyarakat sepanjang hari. Mereka boleh harta mereka sendiri dan tidak perlu Vegetarians.
Pythagoras yang sebenarnya tidak dikenal. Sekolahnya dipraktikkan dan komunalisme rahasia sehingga sulit untuk membedakan antara karya Pythagoras dan bahwa orang pengikutnya. Pasti dia sekolah dibuat beredar kontribusi kepada matematika, dan sangat mungkin akan cukup tertentu tentang beberapa Pythagoras kontribusi dari matematika. Pertama kita harus jelas apa arti Pythagoras dan mathematikoi yang belajar matematika. Mereka bukan sebagai matematika penelitian tidak dalam grup modern universitas atau lembaga lainnya. Tidak ada ‘buka masalah’ bagi mereka untuk memecahkan, dan mereka tidak ada dalam rasa tertarik untuk mencoba merumuskan atau memecahkan permasalahan matematis.
Pythagorastidak tertarik dengan prinsip-prinsip matematika, konsep angka, konsep sebuah segitiga atau angka lainnya matematika dan gagasan abstrak dari bukti. Pythagoras percaya bahwa semua hubungan dapat dikurangi ke nomor mitra.
Ini dari generalisation stemmed Pythagoras dari pengamatan di musik, matematika dan astronomi. Pythagoras bahwa vibrating string menghasilkan nada harmonis bila ratios of the lengths of the strings adalah seluruh nomor, dan bahwa berbagai bentuk ratios dapat meluas ke instrumen lainnya. Bahkan Pythagoras patut dilakukan kepada matematika teori musik. Ia adalah seorang musisi halus, pemutaran lyre, musik dan ia digunakan sebagai alat untuk membantu orang-orang yang sakit.
Setiap nomor memiliki kepribadian – maskulin atau feminine, sempurna atau tidak lengkap, cantik atau jelek. Matematika modern ini merasa telah sengaja dihilangkan, namun kita masih menemukan nada yang di fiksi dan puisi. Sepuluh adalah yang terbaik nomor: ia sendiri yang pertama empat integers – satu, dua, tiga, empat dan [1 + 2 + 3 + 4 = 10] – dan ini ditulis dalam notasi titik membentuk sebuah segitiga sempurna.
Tentu saja hari ini kita ingat khususnya bagi yang terkenal Pythagoras theorem geometri. Meskipun theorem, sekarang dikenal sebagai Pythagoras theorem’s, dikenal dengan Babilon awal tahun 1000 ia telah menjadi satu untuk membuktikan itu.
Sumber:
http://www-groups.dcs.st-and.ac.uk/~history/Biographies/Pythagoras.html

Sabtu, 04 September 2010

Medali Fields




Medali Fields adalah penghargaan yang diberikan kepada dua hingga empat matematikawan yang berusia kurang dari 40 tahun pada Kongres Internasional Persatuan Matematika Internasional. Penghargaan ini diselenggarakan setiap empat tahun sekali. Pertama kali dianugerahkan pada tahun 1936.


Tidak ada Nobel untuk bidang Matematika
Para ilmuwan mengatakan bahwa matematika adalah induk dari segala ilmu sains. Lalu mengapa tidak ada hadiah nobel untuk matematika? Ada banyak dugaan mengenai hal ini, yang mayoritas mengatakan bahwa Alfred Nobel memiliki illfeel terhadap matematika. Namun alasan sebenarnya adalah karena Alfred Nobel menganggap matematika tidak mempunyai terapan langsung dalam kehidupan nyata. Hal ini dapat dilihat dari bidang-bidang yang ada seperti yang telah tersebut di atas. Karya yang dihasilkan pun harus yang berupa terapan, tidak boleh yang berupa pengembangan teori.
Pintu untuk membuka Nobel di bidang matematika agaknya telah tertutup, namun para matematikawan telah berusaha untuk membuat jalan lain. John Charles Fields, seorang ahli matematika Kanada abad 19-20, menggagas adanya hadiah bergengsi bagi bidang matematika. Hadiah ini pada akhirnya diberi nama Fields Medal untuk menghargai almarhum.
Tidak seperti Nobel, Fields Medal diberikan pada mereka yang menghasilkan karya teoritis. Ada dua macam karya yang dapat dihasilkan oleh seseorang supaya dapat memperoleh medali ini. Yang pertama adalah jika seseorang dapat memecahkan soal yang terkenal sulit(lebih lazim disebut problem solving), dan yang ke dua adalah jika seseorang dapat menciptakan teori baru di bidang matematika.
Perbedaan yang lain yang cukup mencolok adalah kriteria peserta. Jika dalam hadiah Nobel tidak ada batasan usia, maka usia maksimum seseorang dapat menerima Fields Medal adalah 40 tahun. Jelas, bahwa medali ini ditujukan bagi para ilmuwan muda. Dasar pemikiran batasan usia ini adalah dengan harapan para penerima penghargaan terdorong untuk melanjutkan karyanya, bukannya berhenti sampai pada penerimaan hadiah. Dapat juga dikatakan, hal ini mendorong para ilmuwan muda yang belum mencapai batas usia untuk berkarya semaksimal mungkin.
Lalu sebenarnya kapan Fields Medal diberikan dan apa bentuk hadiahnya? Penghargaan diberikan pada Kongres Matematika Internasional yang diadakan empat tahun sekali(suatu batasan lagi untuk penerima penghargaan ini). Orang-orang yang layak akan mendapatkan sebuah medali emas. Sisi depan medali bergambarkan Archimedes, salah satu ahli matematika tertua di dunia, yang dikitari oleh tulisan “Transire suum pectus mundoque potiri“. Tulisan berbahasa Latin ditemui juga di sisi belakang medali, yang dalam bahasa Indonesia dapat diartikan “Para ahli matematika berkumpul dari seluruh dunia menghargai karya yang luar biasa”. Nama penerima penghargaan tertulis di tepi medali. Tidak hanya mendapatkan medali, uang sebesar US$15000 juga dihadiahkan kepada mereka. Memang bukanlah jumlah yang besar jika dibandingkan dengan US$1,5 juta-nya Nobel, namun mayoritas penerima Fields Medal lebih memandang penghargaannya daripada uangnya.

Fields Medal terakhir kali diadakan pada bulan lalu Pada tanggal 19 Agustus 2010 di Hyderabad International Congress of Mathematicians, India. Ada empat orang yang menerima penghargaan tersebut, yaitu Cédric Villani of the Henri Poincaré Institute in Paris, Stanislav Smirnov of the University of Geneva, Ngô Bao Châu of the University of Paris XI, and Elon Lindenstrauss of the Hebrew University of Jerusalem.
Meski telah dikhususkan pada matematika, terdapat beberapa cabang matematika yang sering muncul dalam penghargaan ini. Ini bukanlah suatu hal yang perlu dikhawatirkan, karena ada banyak teori maupun penemuan baru yang dihasilkan dari bidang-bidang yang tampak terbatas itu. Hal yang seringkali terjadi adalah ditemukannya hubungan antara teori-teori yang tampaknya tidak ada hubungannya sama sekali. Dan salah juga kalau hendak dikata bahwa penghargaan ini terlalu eksklusif matematika. Edward Witten adalah fisikawan pertama yang menerima Fields Medal, tepatnya pada 1990. Lebih jauh lagi, ada banyak hubungan antara fisika dan matematika yang dihasilkan oleh para penerima medali. Pada akhirnya, matematika dapat membantu perkembangan ilmu-ilmu sains lain.

Penerima Medali Fields



Ramadan Bulan Kemenangan

SEKARANG ini kita berada pada sepuluh akhir bulan Ramadan. Pada waktu sepuluh akhir Ramadan itu, Rasulullah SAW sekeluarga dan para sahabat beliau lebih meningkatkan lagi aktivitas amal ibadah untuk meraih Lailatul Qadar (malam kemuliaan), yaitu suatu malam yang lebih baik dari seribu bulan.
 
Keutamaan Lailatul Qadar itu hanya diberikan oleh Allah SWT kepada umat Islam saja. Memang, bulan suci yang mulia ini merupakan bulan untuk memperbanyak amal ibadah dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Bukan hanya itu, bulan Ramadan juga disebut sebagai ‘’madrasah Ramadan’’, mencetak umat manusia yang bisa mengendalikan hawa nafsu dalam hidupnya, dan menjalankan wahyu langit (Alquran) yang mengantarkannya kepada kedudukan yang mulia.

Pengendalian Nafsu
Manusia diciptakan Allah SWT dari dua unsur yang berbeda, yaitu unsur tanah dan unsur ruh. Ini jelas dalam penciptaan Nabi Adam dari tanah, dan peniupan ruh yang merupakan unsur langit diberikan Allah SWT (QS: Shad: 71-72).

Penciptaan manusia dari dua unsur ini sesuai dengan manusia yang hidup di alam materi dan alam ruh. Manusia hidup berinteraksi dengan tanah (bumi), dan kehidupannya juga berhubungan dengan langit (Tuhan). Manusia memerlukan hasil bumi berupa makanan, minuman, dan pakaian. Dan manusia juga memerlukan sesuatu yang diturunkan dari langit, yaitu wahyu.

Makanya, manusia diberi kemauan (nafsu) yang dapat membantunya untuk membangun bumi dan menikmati hasilnya, dan manusia juga diberikan kehidupan ruh (rohani), agar kehidupannya dapat naik menjadi tinggi hingga sampai hubungannya dengan Allah SWT.

Pengaruh nafsu yang ada pada diri manusia (unsur tanah) itu akan bisa menurunkan ketinggian derajat manusia hingga lebih rendah dari hewan. Dan unsur ruh (unsur langit) yang terdapat dalam jasad manusia itu akan bisa menjadikan derajat manusia itu menjadi tinggi hingga setara dengan para malaikat.

Agama berperan mengangkat undur ruh dalam jasad manusia dan mengalahkan unsur tanah (nafsu). Dan ini bukan suatu hal yang mudah, karena unsur tanah (nafsu) sungguh dominan dalam diri manusia, dan diri manusia itu lebih cenderung mengikuti kehendak nafsu.

Karena itu, manusia dituntut mengendalikan diri dengan sabar dan yakin hingga dirinya sampai pada tingkat kepemimpinan dalam agama (QS: al-Sajadah: 24). Dengan sifat sabar itu manusia akan sanggup melawan hawa nafsu, dan dengan sikap yakin itu manusia akan mampu menghadapi segala perkara syubhat yang ada dalam kehidupannya. Dengan begitu, seseorang itu baru bisa mendapat hidayah Allah SWT (QS: al-Ankabut: 69).

Islam mensyariatkan berbagai jalan kepada manusia, agar diri manusia mampu mengendalikan kekuatan unsur tanah (nafsu) yang ada pada dirinya. Di antaranya adalah segala amalan yang terdapat dalam rukun Islam, berupa salat, puasa, zakat, dan haji. Dan puasa merupakan jihad ruhani terbesar dalam diri manusia untuk mengendalikan dominasi nafsu dan mengarahkannya kepada jalan yang benar, sesuai dengan tuntunan unsur langit, ruh (wahyu).

Penyucian Diri
Satu bulan manusia melaksanakan puasa, mening-galkan kelezatan dan mengekang kehendak hawa nafsu. Makanya, bulan Ramadan itu disebut juga sebagai bulan penyucian diri manusia yang dikotori oleh berbagai kehendak hawa nafsu selama satu tahun dalam hidupnya. Bulan Ramadan itu juga sebagai ‘’toilet rohani’’, tempat mandi tahunan mencuci kotoran dosa. Seorang muslim akan keluar dari Ramadan itu dengan diri yang bersih dan suci, terampun dosa-dosanya yang telah lalu (HR Imam Bukhari dan Imam Muslim).

Sebagaimana ibadah salat merupakan ‘’toilet ruhani’’ harian, membersihkan diri dari dosa-dosa yang pernah dilakukan seseorang dalam kesehariannya. Bukan hanya itu, Ramadan juga dihiasi dengan qiyam al-lail dengan melaksanakan salat tarawih pada malamnya, membuat seseorang merasakan melaksanakan penyucian diri siang dan malam selama bulan Ramadan.

Syukur Nikmat
Di Bulan Ramadan, manusia merasakan nilai dari nikmat Allah SWT. Karena limpahan nikmat tidak terasa, kecuali setelah nikmat itu hilang. Makanya orang mengatakan, kesehatan itu mahkota yang terletak di kepala orang yang sehat, tapi hanya bisa dilihat oleh orang yang sakit. Seorang muslim yang lapar dan haus di siang Ramadan, di saat berbuka, baru dia merasakan tingginya nilai nikmat yang telah diberikan Allah SWT kepadanya.

Benar kata Rasulullah SAW, kebahagian seorang yang berpuasa itu ada pada ketika dia berbuka, dan ketika dia berjumpa dengan Allah SWT di akhirat kelak (HR Imam Muslim dan Imam al-Tirmizi). Maka bulan Ramadan juga mengajarkan kepada umat manusia untuk pandai mensyukuri nikmat yang dikaruniakan Allah SWT kepadanya.

Kepedulian Sosial
Puasa Ramadan juga menumbuhkan rasa kepedulian sosial pada diri seorang muslim. Dia merasakan perihnya derita yang menimpa fakir miskin yang diterjang lapar siang dan malam. Dengan begitu, timbul rasa kepedu-liannya membantu orang yang hidup dalam kesusahan. Bahkan Rasulullah SAW walaupun hidup dalam kesederhanaan, tapi beliau orang yang sangat dermawan pada bulan Ramadan (HR Imam Bukhari dan Imam Muslim).

Diriwayatkan juga, Nabi Yusuf tidak pernah makan hingga kenyang, sekalipun dia dipercayakan memegang kekayaan negeri Mesir. Saat ditanya, beliau menjawab, dikhawatirkan makan hingga kenyang itu akan membuat manusia lupa akan penderitaan fakir miskin (Syaikh Yusuf al-Qaradhawi: Syahr Intishar al-Insan).

Jadi, setelah Ramadan berlalu, akan terjadi peningkatan dalam kehidupan seorang muslim, dengan peningkatan akal yang dipenuhi ilmu pengetahuan, peningkatan hati dengan iman dan takwa, peningkatan kehidupan masyarakat dengan semakin kuatnya ukhuwah Islamiyah antara sesama mereka, peningkatan tekad dengan berlomba kepada kebaikan.

Dengan begitu, akan nampak puasa Ramadan itu melahirkan seorang muslim yang mendapatkan kemenangan dalam mengen-dalikan hawa nafsu dunia, menjadi seorang muslim yang takwa kepada Allah SWT (QS: Al-Baqarah: 183). Semoga bulan suci Ramadan ini merupakan bulan kemenangan bagi seluruh umat Islam, amin.*** 


Sumber : Riaupos